Makalah Akhlak Tasawuf
BAB I
TAZKIYATUN NAFS
Tazkiyatun nafs meupakan hal yang penting yang dilakukan oleh Rosulullah SAW. Sedangkan apa yang dilakukan oleh Rosulullah, itu sudah sepatutnya kita teladani dan kita amalkan. Kajian ini akan menjelaskan secara singkat apa itu Tazkiyatun nafs, dengan urgensinya.
Secara bahasa, istilah Tazkiyatun nafs itu berasal dari bahasa arab. Yaitu “tazkiyah” dan “an-nafs”. “Tazkiyah” itu berarti membersihkan, mensucikan, menumbuhkan atau meningkatkan. Sedangkan kata, “an-nafs” itu berarti nafsu, jiwa, atau bias juga hati.
Sedangkan secara istilah, Tazkiyatun nafs ialah mensucikan hati dari sifat-sifat tercela dan mengisinya dengan sifat-sifat terpuji. Sarana Tazkiyatun nafs adalah melalui ibadah dan berbagai amal baik. Kemudian akan menghasilkan akhlak yang baik kepada Allah, kepada manusia, dan kepada alam, serta terpeliharanya anggota badan, dan senantiasa dalam batasan-batasan syari’atillah.
Hamba yang telah mencapai derajat kedekatan Allah, maka mata hatinya mampu memandang keagunganNya karena Allah benar-benar dekat dengan dirinya.
Berikut urgensinya :
1. Tazkiyatun nafs merupakan hal terpenting yang dibawa oleh para Rosul as.
Hal ini sebagaimana yang Allah ingatkan dalam FirmanNya pada surat Al-Baqoroh ayat 129 :
“Ya tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang rosul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al-kitab (Al-qur’an) dan Al-hikmah (As-sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang maha kuasa dan maha bijaksana”. (QS. AL-Baqoroh [2] : 129).
Tazkiyatun nafs yang dibawa oleh para Rosul ini adalah melalui :
• Tadzkir : terhadap ayat-ayat Allah di setiap ufuk dan di dalam diri manusia, terhadap perbuatan Allah terhadap ciptaanNya dan terhadap hukuman dan siksaanNya
• Ta’liim : mempelajari kitab dan sunnah
• Tazkiyah : membersihkan hati dan memperbaiki perilaku.
2. Tazkiyatun nafs merupakan tujuan orang beriman.
Orang yang mensucikan jiwanya akan dihindarkan dari siksa api neraka. Allah berfirman dalam surat Al-Lail [92] : 17-18.
“Dan sungguh telah kami selamatkan orang yang paling bertaqwa dari neraka, yaitu orang yang memberikan hartanya karena ingin mensucikan dirinya”. (QS. Al-Lail [92] : 17-18).
3. Tazkiyatun nafs merupakan parameter kebahagiaan atau kebinasaan.
Dalam hal ini, sebagaimana yang Allah katakan dalam firmanNya, dalam surat Asy-Syam [91] : 9-10.
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwanya itu, dan merugilah orang yang mengotorinya”. (QS. Asy-Syam [91] : 9-10)
4. Tazkiyatun nafs untuk mengenal penyakit zaman dan cara mengobatinya.
Salah satu penyakit zaman saat ini adalah hilangnya khusyu’, cinta dunia dan takut mati (wahn).
BAB II
MAHABBATULLAH
Mahabbah atau cinta adalah suatu perasaan agung dimana orang yang mencintai memberikan seluruh keluhuran hatinya kepada yang dicintai. Mahabbah mengandung makna keteguhan dan kemantapan sikap untuk konsisten kepada apa yang dicintainya, dan selalu memikirkan yang dicinta. Bahkan, rela mengorbankan apapun yang dimilikinya demi yang dicinta.
Berbicara tentang cinta. Maka kita sebagai seorang mukmin sudah sepatutnya untuk mencintai Allah dengan tulus, namun hal ini sangat sulit, karena memang derajat ini tinggi. Jika kita ingin mempunyai cinta yang tulus kepada Allah, maka kita harus menafikan hal lain. Kecuali cinta kepada selain Allah tersebut akan menambah cinta kita kepada Allah.Allah telah mengosongkan hati hamba-hambaNya yang solih dari kecintaan kepada selainNya.
Cinta seorang mu’min tidak diperkenankan untuk memilih sesuatu dengan ajakn hawa nafsu atau keinginannya. Tetapi, ia harus harus mengikuti rambu-rambu Allah. Ketika Allah menyalakan lampu merah maka itu artinya Allah melarangnya, dan ketika Allah menyalakan lampu hijau itu artinya Allah membolehkan bahkan menyuruhnya.
Dengan demikian ia akan menempatkan kasih-sayangnya pada tempat yang diperintahkan dan dia cintai. Karena sesungguhnya, seorang mu’min tidak akan mencapai kemurnian sebuah iman tanpa ia landaskan cinta kepada Allah.
Makalah Akhlak Tasawuf