Contoh Latar Belakang Makalah
Latar Belakang Tantangan Masa Depan Pendidikan di Indonesia
Bagi bangsa manapun pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dilaksanakan karena menentukan kemajuan sumber daya manusia yang dimiliki¬nya. Bahkan menjadi penentu perkembangan bangsa itu sendiri. Peningkatan sumber daya manusia hanya dapat dilakukan melalui pendidikan. Hal ini selaras dengan apa yang dikemukakan oleh tokoh pendidikan John Dewey, “Educational process has no end beyond itself, it is in it’s own an end,” yang berarti proses pendidikan itu tidak akan pernah berakhir. Karena dalam kehidupan sebuah bangsa, pendidikan merupakan sebuah faktor penentu dalam kemajuan dan perkembangan bangsa tersebut. Kualitas sumber daya manusia yang dimiliki sebuah bangsa menentukan kualitas dari bangsa itu sendiri.
Sejalan dengan gelombang arus Globalisasi, tantangan masa depan Pendidikan di Indonesia mengenai standar pendidikan Nasional mulai menjadi percaturan hangat di tengah masyarakat Indonesia. Banyak pro dan kontra terhadap standar pendidikan yang ada. Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa problem dan tantangan pendidikan nasional dalam memasuki globalisasi harus dihadapi dengan pendekatan dan metode yang sesuai dengan kondisi masyarakat dan tuntutan perubahan di masa depan. Fenomena yang terjadi pada dunia pendidikan di era globalisasi ini adalah selalu tertinggal jika dibandingkan dengan perkembangan teknologi, informasi, dan dunia bisnis.
Latar Belakang Pendidikan Seks
Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Menurut badan kesehatan dunia, usia remaja adalah 12-24 tahun. Namun, jika pada usia remaja seseorang sudah menikah, maka ia tergolong usia dewasa. Sebaliknya, jika usia sudah bukan lagi remaja tetapi masih tergantung pada orang tua (tidak mandiri), maka dimasukkan ke dalam kelompok remaja.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika berbicara tentang remaja,terutama yang berhubungan dengan perkembangan seks. Ada kesan pada remaja bahwa seks itu menyenangkan, bahkan membahagiakan, sehingga tidak ada yang perlu ditakutkan. Ada yang beranggapan bahwa gaul atau tidaknya seorang remaja dilihat dari pengalaman seks mereka, sehingga ada opini “seks adalah sesuatu yang menarik dan perlu dicoba“ (dikenal dengan istilah sexpectation).
Pendidikan seks atau pendidikan mengenai kesehatan reproduksi atau yang lebih trend-nya “sex education” sudah seharusnya diberikan kepada anak-anak yang sudah beranjak dewasa atau remaja, baik melalui pendidikan formal maupun informal. Ini penting untuk mencegah biasnya sex education maupun pengetahuan tentang kesehatan reproduksi di kalangan remaja. Dalam hal ini penulis ingin membahas mengenai pendidikan seks yang meliputi faktor pentingnya pendidikan seks, alasan yang melatarbelakanginya, tujuan pendidikan seks, materi yang diajarkan dan lain-lain.
Latar Belakang Pendidikan Pesantren
Masyarakat Indonesia mayoritas beragama Islam, bahkan merupakan jumlah muslim terbesar di dunia. Berkaitan dengan itu pendidikan yang ada di Indonesia tidak hanya di sekolah umum, ataupun di madrasah, melainkan ada juga pondok pesantren. Tetapi masih banyak masyarakat yang belum memahami betul tentang pondok pesantren.
Pesantren merupakan salah satu jenis pendidikan Islam Indonesia yang bersifat tradisional untuk mendalami ilmu agama Islam dan mengamalkan sebagai pedoman hidup keseharian. Pesantren telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu, serta telah menjangkau hampir seluruh lapisan masyarakat muslim. Pesantren telah diakui sebagai lembaga pendidikan yang telah ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. Pada masa kolonialisme berlangsung, pesantren merupakan lembaga pendidikan agama yang sangat berjasa bagi masyarakat dalam mencerahkan dunia pendidikan.
Namun, belakangan reputasi pesantren tampaknya dipertanyakan oleh sebagian masyarakat Muslim Indonesia. Mayoritas pesantren masa terkesan elitis, jauh dari realitas sosial. Problem sosialisasi dan aktualisasi ini ditambah lagi dengan problem keilmuan, yaitu terjadi kesenjangan, alienasi (keterasingan) dan differensiasi (pembedaan) antara keilmuan pesantren dengan dunia modern. Sehingga terkadang lulusan pesantren kalah bersaing atau tidak siap berkompetisi dengan lulusan umum dalam urusan profesionalisme di dunia kerja. Dunia pesantren dihadapkan kepada masalah-masalah globalisasi, yang dapat dipastikan mengandung beban tanggung jawab yang tidak ringan bagi pesantren.
Contoh Latar Belakang Makalah