Makalah Akuntansi Keuangan
BAB 1
PENDAHULUAN
I.1 Latar belakang
Setiap perusahaan didirikan untuk mendapatkan keuntungan (profit) seoptimal mungkin, sehingga dapat memperluas jaringan usaha yang dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lainnya. Untuk itu diperlukan adanya metode penilaian dan pencatatan yang tepat yang dapat dipertanggungjawabkan dalam rangka mengelola segala aktivitas perusahaan seperti bangunan/gedung sebagai kantor, peralatan, dan kendaraan sebagai alat transportasi.
Sebagai alat yang dapat mendukung suatu kegiatan perusahaan aktiva tetap biasanya memiliki masa pemakaian yang lama, sehingga bisa diharapkan dapat memberi manfaat bagi perusahaan selama bertahun-tahun. Namun demikian, manfaat yang diberikan aktiva tetap pada umumnya semakin menurun karena aktiva tetap tersebut mengalami penyusutan (depreciation). Penyusutan ini biasanya dicatat pada akhir tahun sebagai laporan keuangan di neraca. Dalam akuntansi aktiva tetap ini akan dibahas tentang metode depresiasi.
Semua aset memiliki potensi mengalami penurunan nilai, namun ada yang diatur sendiri dalam standar aset terkait atau diatur umum dalam PSAK 48 tentang Penurunan Nilai. Penurunan nilai atau impairment menjadi bahasa yang semakin populer dalam akuntansi saat PSAK mengadopsi IFRS. Istilah impairment sudah lama dikenal dalam akuntansi khususnya aset tetap. PSAK berbasis IFRS menggunakan istilah penurunan nilai tak hanya untuk aset tetap tetapi juga untuk aset tak berwujud, goodwill, aset keuangan dan investasi.
I.2 Identifikasi Masalah
Pengertian dari depresiasi
Metode depresiasi
Pengertian penurunan nilai
I.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk memberikan penjelasan yang tepat mengenaikonsep penyusutan, mengidentifikasi faktor- faktor yang terlibat dalam prosespenyusutan, membandingkan aktifitas dan beberapa metode penyusutan, sertamenjelaskan komponen penyusutan. Masalah- masalah akuntansi yangberhubungan dengan penurunan nilai juga dapat disimoulkan dari makalah ini.Selanjutnya diharapkan bahwa makalah ini dapat menjelaskan prosedur-prosedur akuntansi mengenai penyusutan pada perusahaan mineral atauperusahaan Sumber Daya Alam dan juga menjelaskan bagaimana melaporkandan menganalisa perusahaan- perusahaan Sumber Daya Alam, Properti,Perkebunan, dan Peralatan.
1.4 Maksud
Untuk meningkatkan dan memantapkan kemampuan saya dalam menerapkan ilmu
Untuk menanamkan, memantapkan rasa disiplin dan rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas.
Berusaha mempelajari sesuatu yang baru untuk meningkatkan kemampuan.
Menambah wawasan
1.5 Metode penelitian
Dalam pembuatan makalah ini penyusun memakai metode :
Study pustaka
Dengan mempelajari dan membaca buku-buku teks dan juga membaca buku-buku bacaan lainnya demi mendukung analisa dan kesimpulan penulis.
BAB 2
PEMBAHASAN DEPRESIASI
2.1 Definisi Depresiasi
Depresiasi adalah alokasi biaya dari asset tetap menjadi beban selama masa manfaatnya berdasarkan cara yang sistematis dan rasional.
Aset tetap suatu entitas memiliki masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi, dan seiring dengan pemakaian asset tetap tersebut maka kemampuan potensial asset tetap tersebut untuk menghasilkan pendapatan akan semakin berkurang. Oleh karena itu, biaya perolehan asset tetap harus dialokasikan sepanjang umur dari asset tersebut secara sistematis. Pengalokasian ini sesuai dengan prinsip matching cost againt revenue.
Depresiasi merupakan proses alokasi biaya, bukan proses pernilaian asset. Perubahan dalam nilai pasar aset tidak dihitung selama kepemilikikan asset karena asset tetap tidak dimiliki untuk dijual kembali. Jadi, nilai buku (harga perolehan dikurangi akumulasi depresiasi) asset tetap akan berbeda dengan nilai pasarnya.
Terdapat tiga hal yang harus dipertimbangkan suatu entitas dalam mengalokasikan nilai asset tetap sebagai biaya depresiasi, yaitu:
Nilai biaya asset yang dapat didepresiasikan (depreciable asset);
Taksiran masa manfaat asset tetap;
Metode derpresiasi yang sesuai.
2.1.1 Nilai Biaya Aset yang Didepresiasikan
Nilai biaya asset yang didepresiasikan (depreciable asset) merupakan nilai yang akan dialokasikan secara sistematis sepanjang masa manfaat dari asset. Nilai ini dihitung dengan mengurangkan biaya perolehan dari suatu asset (nilai pada saat pengukuran awal) terhadap estimasi nilai residua atau nilai sisa dari asset pada akhir periode masa manfaat asset tersebut. Nilai residu atau nilai sisa merupakan estimasi nilai yang akan diperoleh entitas ketika dilakukan penjualan asset atau penghentian asset dari penggunaannya.
2.3 Taksiran Masa Manfaat Aset Tetap
Masa manfaat suatu asset merupakan jangka waktu di mana suatu asset diekspektasikan dapat digunakan oleh suatu entitas. Dalam menentukan masa manfaat suatu asset entitas mendasarkan pada kebijakan pengelolaan asset entitas yang didasarkan pada pertimbangan akan dilakukannya penghentian penggunaan suatu asset setelah waktu penggunaan tertentu atau pengonsumsian proporsi tertentu dari masa ekonomisnya.
Seperti halnya estimasi nilai residu, estiomasi masa manfaat juga mensyaratkan suatu estimasi untuk me-review masa manfaat setiap asset tetap minimum setiap akhir tahun buku dan apabila ternyata hasil review berbeda dengan estimasi sebelumnya, maka perbedaan tersebut harus diperlakukan menurut PSAK 25 sebagai perubahan estimasi, diterapkan secara prospektif.
Dalam menentukan masa manfaat suatu asset, suatu entitas mempertimbangkan beberapa factor sebagai berikut.
Ekspektasi penggunaan asset
Keusangan teknis dan komersial dari asset tersebut karena perubahan teknologi atau pasar asset.
Pembatasan legal atau penggunaan asset, seperti tanggal kadaluwarsa penggunaan asset yang tertera dalam suatu kontrak.
2.4 Fator-faktor dalam Perhitungan Depresiasi
Tiga factor yang mempengaruhi perhitungan depresiasi:
Harga perolehan. Harga perolehan mempengaruhi biaya dari asset yang dapat disusutkan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya
Masa manfaat. Masa manfaat adalah (useful life) adalah estimasi masa produktif yang diperkirakan, yang disebut juga dengan umur manfaat (service life). Masa manfaat dapat dinyatakan dalam satuan waktu, unit aktivitas (seperti jam kerja mesin), atau jumlah unit yang dihasilkan.
Nilai sisa. Nilai sisa (salvage value) adalah estimasi nilai asset pada akhir masa manfaat. Nilai ini bisa berdasarkan pada nilai asset sebagai nilai rongsokan (scrap value) atau nilai pertukaran (trade-in value). Seperti masa manfaat, nilai sisa merupakan estimasi.
2.5 Metode Depresiasi
Berbagai metode pengalokasian harga perolehan aktiva dapat digunakan oleh perusahaan berdasarkan pertimbangan dari pihak manajemen perusahaan sendiri. Metode apapun yang dipilih oleh perusahaan harus dapat diterapkan secara konsisten dari period eke periode. Metode alokasi harga perolehan harus diseleksi agar sedapat mungkin mendekati pola pemakaian aktiva yang bersangkutan.
Tiga metode depresiasi yang umum digunakan oleh entitas adalah sebagai berikut.
Garis Lurus
Berdasarkan metode garis lurus (straight-line method), depresiasi besarnya sama untuk setiap tahun masa manfaat asset. Dasar perhitungan satu-satunya adalah waktu. Metode garis lurus banyak digunakan dalam pabrik. Perusahaan besar seperti Campbell Soup, Marriott Corparation dan General Mills
Unit Aktivitas
Masa manfaat dinyatakan dalam total unit produksi atau tingkat penggunaan asset, dan bukan dalam satuan waktu. Metode aktivitas ini cocok untuk mesin pabrik. metode ini digunakan oleh perusahaan besar seperti Chevron Oil dan Boise Cascade Corporation (perusahaan hasil hutan).
Saldo Menurun
Dinamakan saldo menurun karena periode depresiasi didasarkan atas nilai buku (harga perolehan dikurangi akumulasi depresiasi) asset yang terus menurun.
Setiap metode ini diterima oleh prinsip akuntansi yang berlaku umum, manajemen dapat memilih metode yang paling sesuai. Tujuannya adalah memilih metode terbaik untuk menghitung kontribusi asset terhadap pendapatan selama masa manfaat. Sekali mereka memilih suatu metode, itu harus diterapkan secara konsisten selama masa manfaat asset tersebut. Konsistensi merupakan dasar untuk dapat membandingkan laporan keuangan.
2.6 Depresiasi Terpisah untuk Komponen yang Signifikan
Dalam pembebanan depresiasi asset tetap, PSAK 16 menyatakan bahwa setiap bagian dari asset tetap yang memiliki biaya perolehan cukup signifikan terhadap total biaya perolehan seluruh asset harus disusutkan secara terpisah. Untuk dapat melakukan hal tersebut maka perlu disusun daftar asset tetap secara terperinci berdasarkan komponen yang signifikan dalam asset tetap. Setiap komponen yang signifikan dalam suatu asset tetap, kemungkinan akan mempunyai masa manfaat yang berbeda. Dalam hal ini perlu dibuat kebijakan perusahaan atau panduan mengenai ukuran (batas nilai/persentase) suatu komponen asset tetap yang disusutkan secara terpisah.
Langkah yang harus diambil suatu entitas adalah: (i) mengidentifikasi komponen asset yang signifikan; (ii) mengestimasikan masa manfaat dari masing-masing komponen; (iii) mengestimasikan pola penggunaan masing-masing kom[onen dan menentukan metode depresiasi; dan (iv)menghitung biaya depresiasi masing-masing komponen. Nilai depresiasi untuk asset tersebut adalah nilai tital untuk biaya depresiasi setiap komponen.
Makalah Akuntansi Keuangan