Makalah Agama Manusia dan Islam
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah SWT, yang diberi keturunan dan kelebihan dari makhluk lainnya. Manusia diberi kelebihan akal untuk berfikir dalam kehidupannya, pada hakikatnya akal itu dijadikan agar manusia dapat mengembangkan pola pikir untuk memilah dan memilih yang baikd antara lain benar. Dan pada dasarnya manusia diciptakan untuk beribadah kepada penciptanya yaitu Allah SWT. Dan kepercayaannya itu dimuat melalui perantara agama sebagai jebatan manusia beribadah. Melalui agama islam sebagai agama yang sempurna banyak sekali kaidah yang didapatkan manusia untuk sebagai acuan sebuah kepercayaan pada sang khalik, yang dijadikan dan diyakini agar manusia selamat dunia dan akhirat.
Salam itu dalam islam diajarkan pula tentang hubungan manusia dengan manusia dalam pola kehidupan sosial bermasyarakat yang diatur sedemikian rupa hingga manusia dapat hidup berdampingan.
1.2 Tujuan
Dalam penyusunan makalah ini penulis memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana Islam mengatur manusia dalam pola kehidupannya agar selamat dunia dan akhirat
2. Untuk memenuhi salah satu tugas kuliah PAI.
BAB II
ISI
MANUSIA, AGAMA , DAN ISLAM
Manusia adalah makhluk yang sadar ketuhanan. oleh karena itu, beragama merupakan kebutuhan fitri manusia yang harus disalurkan. Satu-satunya wadah yang tepat untuk menyalurkan rasa keberagamaan adalah agama. Islam diberikan Allah sebagai hidayah bagi manusia dalam menempuh kehidupan di dunia ini agar mendapat kebahagiaan yang hakiki, lahir-batin.
2.1 Beragama Sebagai Kebutuhan Fitri
Manusia terdiri atas dimensi fisik dan non-fisik yang bersifat potensial. Dimensi non-fisik ini terdiri atas berbagai domain rohaniah yang saling berkaitan, yaitu jiwa (psyche), fikiran (ratio), dan rasa (sense). Yang dimaksud rasa di sini adalah kesadaran manusia akan kepatutan (sense of ethic), keindahan (sense of aesthetic), dan kebertuhanan (sense of theistic).
Rasa kebertuhanan (sense of theistic) adalah perasaan pada diri seseorang yang menimbulkan keyakinan akan adanya sesuatu yang Mahakuasa di luar dirinya (transendence) yang menentukan segala nasib yang ada. Perasaan ini mendorongnya pada keyakinan akan adanya Tuhan atau sesuatu yang perlu dipertuhankan yang menentukan segala gerak kehidupan di alam ini.
Keyakinan akan adanya Tuhan dicapai oleh manusia melalui tiga pendekatan, yaitu :
1. Material experience of humanity; argumen membuktikan adanya Tuhan melalui kajian terhadap fenomena alam semesta.
2. Inner experience of humanity, argumen membuktikan adanya Tuhan melalui kesadaran batiniah dirinya.
3. Spiritual experience of humanity, argumen membuktikan Tuhan didasarkan pada wahyu yang diturunkan oleh Tuhan melalui utusan-Nya.
Keyakinan akan adanya Tuhan ini menimbulkan suatu kecenderungan pada manusia untuk berhubungan dengan-Nya dan kerinduan untuk mendapatkan perlindungan dan bantuan-Nya. Oleh karena itu, manusia membutuhkan sarana untuk menyabarkan kecenderungan dan kerinduan ini. Dalam hal ini, agama merupakan sarana yang paling representatif untuk kepentingan ini. Dalam menyalurkan dan mengembangkan fitrah keberagamaan ini, manusia secara individual mengadopsi salah satu agama yang telah terlembagakan, baik melalui proses pewarisan orang tua atau pilihan sendiri secara sadar. Meskipun demikian, ada juga segolongan manusia yang membunuh fitrah keagamaan ini dengan menolak segala ajaran agama dan menafikan adanya Tuhan.
Makalah Agama Manusia dan Islam