Makalah Antropologi Budaya
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perbedaan-perbedaan diberbagai pusat ilmiah. Uraian mengenai keempat fase perkembangan diatas perlu untuk memperoleh pengertian tentang tujuan dan ruang ligkupnya.sifatnya yang dapat dikatakan muda ( yaitu hanya sekitar satu setengah abad ) menyebabkan bahwa tujuan dan ruang lingkupnya msaih menjadi bahan perbedaan dan adanya berbagai aliran.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat ditarik pokok permasalahan untuk di analisis dan dikaji dalam pembuatan makalah ini. Adapun permasalahan yang akan dikaji dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Antropologi masa kini
b. Dampak Modernisasi dan Globalisasi terhadap Perubahan Sosial dan Budaya
c. Akibat Modernisasi dan Globalisasi terhadap Budaya Indonesia
3. Tujuan
Dengan adanya globalisasi ini dan dengan bercampurnya kebudayaan indonesia dengan kebudayaan luar tentu ada pula dampak positif dan negatifnya. Diantaranya:
Dampak positif:
a. Perubahan Tata Nilai dan Sikap
b. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
c. Tingkat Kehidupan yang lebih Baik
Dampak Negatif
a. Pola Hidup Konsumtif
b. Sikap Individualistik
c. Gaya Hidup Kebarat-baratan
d. Kesenjangan Sosial
BAB II
PEMBAHASAN
1. ANTROPOLOGI MASA KINI
Perbedaan-perbedaan diberbagai pusat ilmiah. Uraian mengenai keempat fase perkembangan diatas perlu untuk memperoleh pengertian tentang tujuan dan ruang ligkupnya.sifatnya yang dapat dikatakan muda ( yaitu hanya sekitar satu setengah abad ) menyebabkan bahwa tujuan dan ruang lingkupnya msaih menjadi bahan perbedaan dan adanya berbagai aliran. Secara kasar aliran dalam antropologi dapat digolongkan berdasarkan universitas tempat ilmu berkembang ( yaitu terutama di amerika serikat, inggris, eropa tengah, rusia, jepang dan negara berkembang ).
Di amerika serikat serta meksiko, antropologi telah menggunakan serta mengintegrasikan semua bahan dan metode antropologi fase pertama, kedua dan ketiga, maupun berbagai spesialisasi yang telah dikembangkan secara khusus guna mendapatkan pengertian tentang dasar-dasar dari keanekaragaman wujud masyarakat dan kebudayaan manusia yang ada sekarang. Dengan demikian, di amerika serikat merupakan tempat dimana dalam fase keempatnya antropologi telah berkembang paling luas.
Di indonesia sekarang telah mulai dikembangkan suatu ilmu antropologi yang khas indonesia. Kita beruntung bahwa dalam menentukan dasar-dasar dari antropologi indonesia, kita belum terikat oleh tradisi sehingga kita masih dapat memilih serta mengkombinasikan berbagai unsur dari aliran yang paling sesuai yang telah berkembang di negara-negara lain dan diselaraskan dengan masalah kemasyarakatan di indonesia. Konsepsi mengenai batas-batas lapangan penelitian antropologi serta pengintegrasian dari semua metode antropologi dapat kita contoh dari amerika: penggunaan antropologi sebagai suatu ilmu praktis untuk menggumpulkan data tentang keidupan masyarakat dan kebudayaan berbagi suku bangsa yang berbeda dan kemudian memamerkannya untuk memperoleh saling pengertian antara berbagai suku bangsa itu.
Perbedaan-perbedaan istilah. sampai sekarang di berbagai negara masih digunakan istilah-istilah yang berbeda-beda, sehingga disini perlu kiranya diterangkan dimana istilah yang bersangkutan lazim dipakai, dengan arti masing-masing.
Ethnography yang di artikan sebagai “pelukisan ( deskripsi ) tentang bangsa-bangsa”, digunakan secara umum di eropa barat untuk menyebut bahan keterangan yang ada dalam tulisan-tulisan tentang masyarakat dan kebudayaan suku-suku bangsa di eropa maupun untuk metode yang digunakan untuk mengumpulkan dan mengumumkan bahan tersebut. Sampai sekarang istilah itu masih lazim dipakai untuk menyebut bagian dari antropologi yang bersifat dekskriptif.
Ethnology, yang berarti bangsa-bangsa, juga telah di pakai sejak awal. Dibanyak negara istilah itu sekarang mulai ditinggalkan, kecuali di amerika dan inggris, tempat istilah itu masih dipakai untuk menyebut suatu bagian dari antropology yang secara khusus mempelajari masalah-masalahyang berhubungan dengan sejarah perkembangan kebudayaan manusia.
Voelkerkunde dalam bahasa jerman atau volkenkunde dalam bahasa belanda adalah istilah untuk “ilmu bangsa-bangsa” dan terutama dipergunakan di eropa tengah sampai sekarang.
Kulturkunde berarti ilmu kebudayaan. Istilah ini dipakai sarjana antropologi jerman L. Frobenius, dalam arti yang sama seperti ethnology di Amerika. Ahli lain yang pernah menggunakannya adalah G.J. Held, yang pernah menjadi guru besar di universitas indonesia. Dalam bahasa indonesia istilah kulturkunde menjadi ilmu kebudayaan, yang sekarang tak pernah digunakan lagi.
Antropology “ilmu tentang manusia” adalah suatu istilah yang pada awalnya mempunyai makna yang lain yaitu ilmu tentang ciri-kciri tubuh manusia.
Cultural antropology akhir-akhir ini dingunakan di amerika, tetapi kemudian digunakan juga di negara lain untuk bagian dari antropology yang t]idak mempelajari physical antropology, yaitu yang secara khusus mempelajari tubuh manusia. Universitas Indonesia secara resmi memakai istilah “antropologya budaya” untuk mengganti istilah G.J.Held, “ilmu kebudayaan”.
Social antropology dipakai di inggris untuk fase ketiga antropology, untuk membedakannya dari ethnology, yang di negara itu dipakai untuk fase pertama dan kedua ilmu itu.
2. Dampak Modernisasi dan Globalisasi terhadap Perubahan Sosial dan Budaya
Dampak Positif
Dampak positif modernisasi dan globalisasi tersebut sebagai berikut.
1. Perubahan Tata Nilai dan Sikap
Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semua irasional menjadi rasional.
2. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.
3. Tingkat Kehidupan yang lebih Baik
Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Dampak Negatif
Dampak negatif modernisasi dan globalisasi adalah sebagai berikut.
A. Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.
B. Sikap Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.
C. Gaya Hidup Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.
D. Kesenjangan Sosial
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial.
3. Akibat Modernisasi dan Globalisasi terhadap Budaya Indonesia
Suatu kemajuan akan menghasilkan dampak positif dan negatif. Hal ini harus dapat kalian sadari betul agar dapat meminimalkan dampak negatif yang merugikan serta memaksimalkan dampak positif yang menguntungkan.
Akibat Positif Globalisasi
A. Semakin dipercayanya kebudayaan Indonesia; dengan adanya internet, kalian bisa mengetahui kebudayaan-kebudayaan bangsa lain, sehingga dapat dibandingkan ragam kebudayaan antarnegara, bahkan dapat terjadi adanya akulturasi budaya yang akan semakin memperkaya kebudayaan bangsa. Dengan memperbandingkan itu pula kalian dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan budaya Indonesia bila dibandingkan dengan kebudayaan bangsa-bangsa lain.
B. Ragam kebudayaan dan kekayaan alam negara Indonesia lebih dikenal dunia; dulu mungkin masyarakat Eropa hanya mengenal Bali sebagai objek wisata di Indonesia. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi, masyarakat Eropa mulai mengenal keindahan alam Danau Toba di Sumatra Utara, panorama Taman Laut Bunaken di Sulawesi Utara, keaslian alam Perairan Raja Ampat di Papua, kelembutan tari Bedoyo Ketawang dari Solo (Jawa Tengah), keanggunan tari Persembahan dari Sumatra Barat, atau kemeriahan tari Perang dari suku Nias di Sumatra Utara.
Makalah Antropologi Budaya